1 Mei 2009

SUDIRMAN VS SUDARMIN


Laki-laki yang dianggap paling romantis sedunia (baca:shakespeare) pernah membuat sebuah kutipan populer yang berbunyi apalah artinya sebuah nama. Ada yang menganggap kutipan itu benar tapi untuk sebagian besar masyarakat Indonesia nama adalah sebuah hal yang sangat penting yang bisa mewakili banyak aspek dalam hidup seperti rezeki, pengharapan, juga masa depan.

Lalu bagaimana dengan Sudirman dan Sudarmin? Dua nama itu merupakan typical names buat laki-laki dewasa yang berasal dari Pulau Jawa, mengesankan wibawa dan juga kharisma yang tinggi. Namun pada era millenium sekarang Sudirman dan Sudarmin tidak terlalu banyak lagi dipakai oleh banyak orangtua untuk nama anak-anaknya. Sudirman dan Sudarmin dan juga nama-nama sejenis tergusur oleh penggunaan nama yang diambil dari Alquran atau Alkitab tergantung kepercayaan yang dianut orangtua si anak seperti Raffli, Farhan, Yasmin, Anissa, Yosephine, Nathaniel, dan Gabriel.

Sebuah Talk Show pemenang Panasonic Award baru-baru ini pernah mengeluarkan statement melalui salah seorang co-host-nya yang mungkin menurut saya sedikit 'lebay'. Pada saat kuis interaktif dan salah seorang penelpon menyebut namanya yang memang sedikit berbau kedaerahan, si co-host cantik nan seksi dengan spontan nyeletuk "kok masih ada sih nama kayak begini??". Untung si empunya nama adalah jenis orang yang sabar dan tidak gampang tersinggung (soalnya dapat Rp. 750.000, sih!!!) karena jika dia itu adalah saya, saya akan balik nyeletuk dan bilang "biarin nama situ juga mirip sama merk motor suami saya".

Tapi di era yang modern seperti sekarang ini, dimana nama-nama asli Indonesia yang datang dari berbagai suku di seluruh Nusantara mulai tergusur dengan nama-nama modern namun beberapa nama seperti Sudirman, Thamrin, Suyoto, Soetomo, Gatot Subroto dan lain-lain masih tetap eksis. Buktinya nama-nama seperti itulah yang diabadikan sebagai nama-nama Jalan Protokol dan bangunan-bangunan penting seperti rumah sakit. Seumur-umur saya belum pernah tuh dengar ada jalan VEGA ataupun rumah sakit dengan nama yang sama. Yah paling-paling merk motor itu tadi.

Tetapi tanpa bermaksud untuk merendahkan para pria bernama Sudarmin, sampai saat ini Sudirman masih menempati posisi kepopuleran lebih tinggi dengan diabadikannya Sudirman menjadi salah satu jalan protokol di Jakarta yang ditempati gedung-gedung perkantoran mewah dan pusat belanja modern. Pokoknya bangga deh kalau punya kantor disana dan melewatkan hari untuk nongkrong di salah satu mall elit yang ada di jalan itu.

Namun saya menemukan bahwa Sudarmin pun tidak kalah populer dengan Sudirman. Ada seorang teman expatriate asal Australia di Jakarta bertanya tentang sebuah gedung perkantoran di jalan Sudarmin sehari sebelum dia meeting bersama dengan sebuah produsen keju terkenal. Supirnya yang bernama Supardi yang notabene orang Indonesia tulen dan berprofesi sebagai Supir Pribadi di Jakarta bertahun-tahun kebingungan karena tidak menemukan Jl. Sudarmin di peta yang ada di mobil majikannya itu. Setelah bingung sesaat saya menemukan bahwa jalan yang dimaksud adalah Jalan Sudirman. Tapi bagi Greg, teman saya itu sampai masa tugasnya di Jakarta selesai jalan Sudirman tetaplah jalan Sudarmin dan akan dikenangnya dan akan terus tercatat dalam riwayat pekerjaannya karena dengan perusahaan keju di jalan Sudarmin dia memenangkan proyek kerja dengan nilai yang fantansis.

1 komentar:

  1. Wakaka...
    Good for Greg! Saya jd ingat kisah kawan yg berkunjung ke Australia. Di bandara di Melbourne, ia harus menunggu krn ada masalah dgn tiketnya. Setelah beberapa lama, dr pengeras suara bandara terdengar panggilan: "Attetion to Mr. Superman, please report to the lounge office (diulang 2-3x)". Kawan saya ini nama belakangnya Suparman, ia lantas - dgn diiringi pandangan banyak bule di bandara - menuju tempat yg dimaksud, mukanya..tentu aja merah padam krn tengsin, hehe..

    BalasHapus